WHATSAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI USAHA JASA BANGJEK DAN PESAN ANTAR BANGKALAN
- PENDAHULUAN
Penggunaan internet sebagai media komunikasi telah menjadi hal yang umum saat ini. Salah satu yang cukup menonjol adalah media komunikasi melalui aplikasi-aplikasi media sosial menggunakan telepon seluler (ponsel) pintar. Terdapat beberapa aplikasi media sosial yang menyediakan layanan berbagi pesan baik berbentuk tulisan, audio maupun video. Di antaranya, WhatsApp, Wechat, Instagram dan Facebook Messenger.
Penggunaan aplikasi media sosial berkembang dari sarana berbagi pesan menjadi sarana menawarkan jasa yang bertujuan mendapatkan pemasukan. Di Kabupaten Bangkalan Provinsi Jawa Timur, terdapat dua usaha yang bergerak di bidang jasa. Yakni, Bangjek (Bangkalan Ojek) serta Pesan Antar Bangkalan. Bangjek dan Pesan Antar Bangkalan menawarkan jasa pemesanan dan mengantarkan pesanan menggunakan sarana media sosial Facebook, WhatsApp, Instagram. Usaha ini menawarkan jasa bagi masyarakat yang hendak memerlukan layanan antar-jemput menggunakan sepeda motor, memesan makanan/minuman, dan mengantar paket.
Usaha jasa Bangjek dan Pesan Antar Bangkalan melayani masyarakat di Kabupaten Bangkalan, terutama di empat kecamatan yang berada di seputar pusat kabupaten. Yakni, Kecamatan Bangkalan, Kecamatan Socah, Kecamatan Burneh dan Kecamatan Kamal.
Usaha jasa Bangjek baru berdiri akhir tahun 2016. Sedangkan, usaha jasa Pesan Antar Bangkalan lebih dulu ada beberapa bulan sebelum Bangjek berdiri. Yakni berdiri pada bulan Agustus 2016.
Usaha jasa Bangjek maupun Pesan Antar Bangkalan semula hanya dilakukan sendiri oleh si pemilik usaha dengan menggunakan sepeda motor pribadi. Kemudian berkembang dengan merekrut sejumlah karyawan. Satu karyawan lulusan sarjana, empat lulusan SMA dan 2 lulusan SMP. Satu bertindak sebagai operator, enam orang lainnya sebagai kurir.
Bangjek dan Pesan Antar Bangkalan seiring berjalannya waktu memiliki fokus usaha masing-masing. Usaha jasa Pesan Antar lebih fokus pada pesan antar makanan. Sedangkan Bangjek lebih ke menjual jasa promosi dan jasa antar orang maupun barang (Pambudi B., 2018).
Meskipun hanya melayani seputar pusat Kabupaten Bangkalan, namun omzet usaha Bangjek maupun Pesan Antar Bangkalan terus mengalami peningkatan. Dalam sehari, pendapatan kotor usaha ini berkisar Rp500.000,- hingga Rp700.000,-. Bahkan saat pandemi copvid-19 seperti ini, pendapatan mereka bertambah. Pemberlakuan belajar jarak jauh, bekerja dari rumah atau work from home, serta Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak tanggal 11 Januari 2021, yang kemudian diperpanjang dengan PPKM mikro di Jawa dan Bali dari tanggal 23 Februari hingga 8 Maret 2021.
Masyarakat Bangkalan yang enggan ke luar rumah bisa terbantu dengan adanya Bangjek dan Pesan Antar Bangkalan. Usaha jasa keduanya bisa menjadi pendorong ekonomi skala kecil di Bangkalan dengan terciptanya lowongan kerja di saat pandemi covid-19.
Tidak hanya menyediakan lowongan kerja, keduanya juga membantu industri rumah tangga untuk tetap berjalan di tengah pandemi. Sebagian besar pesanan yang sering dipesan oleh para pelanggan adalah makanan dan minuman. Sehingga, banyak industri rumah tangga yang memproduksi aneka makanan juga ikut terbantu dengan adanya usaha jasa tersebut.
- TUJUAN PENELITIAN
Penelitian terhadap dua usaha jasa Bangjek dan Pesan Antar Bangkalan bertujuan untuk mengungkap sisi manfaat maupun kendala serta tantangan dalam penggunaan teknologi komunikasi terkini berupa aplikasi media sosial WA sebagai alat komunikasi untuk tujuan industri skala mikro.
- METODE PENELITIAN
Penelitian ini berbentuk deskriptif-interpretif dengan menggunakan observasi dan wawancara saat melakukan penggalian data. Pengamatan mendalam dilakukan dengan mendatangi rumah pemilik Bangjek dan Pesan Antar Bangkalan yang juga dijadikan sebagai kantor. Alat rekam yang digunakan adalah ponsel Realme C15.
- Hasil dan pembahasan
Pada tahun 2018, Bangjek dan Pesan Antar Bangkalan pernah diusulkan sebagai mitra dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Saat ini Dirjen Dikti kembali di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pada tahun 2018, keduanya mendapatkan aplikasi yang support android yang bisa diunduh di Google Play Store. Namuan aplikasi tersebut tidak dimanfaatkan oleh keduanya karena pelanggan lebih memilih tetap menggunakan WA sebagai alat komunikasi saat melakukan transaksi jasa. Sehingga, fokus pembahasan pada makalah ini berupa pemanfaatan media sosial WA sebagai media komunikasi antara pelanggan dengan pemilik usaha jasa Bangjek dan Pesan Antar Bangkalan.
- WhatsApp (WA)
Aplikasi WhatsApp (WA) adalah aplikasi pepesanan yang terhubung internet dengan menggunakan telepon seluler (ponsel) pintar. Ketika hendak menggunakan aplikasi WA, pengguna harus mendaftar menggunakan nomor ponsel (sim card) terlebih dulu. WA diperkenalkan pada tahun 2009 oleh dua orang mantan pekerja eksekutif Yahoo, yaitu Jan Koum dan Brian Acton (David Gelles dan Vindu Goel, 2014).
Aplikasi WA memiliki banyak fitur yang menjadi daya tarik bagi para pengguna ponsel pintar. Menurut Brata (2010) fitur-fitur WA yang dapat digunakan diantaranya:
- Tanda pesan sukses terkirim, sudah diterima, dan sudah dibaca.
- Bisa mengirim dokumen berupa foto, video, audio, lokasi, dan nomor kontak.
- View contact, pengguna dapat melihat apakah pengguna lain memiliki akun WA dengan cara melihat kontak tersebut dari ponsel pintar miliknya.
- Avatar, avatar adalah foto profil pengguna WA.
- Add conversation shortcut, beberapa chatting (pepesanan) dapat ditambahkan jalur pintas ke homescreen.
- Email conversation, dapat mengirim semua obrolan melalui surel.
- Forward, fitur untuk meneruskan/mengirimkan kembali pesan yang telah diterima ke grup lain maupun orang lain.
- Smile icon, banyak pilihan emoticon seperti ekspresi manusia, makanan, minuman, gedung, cuaca, hewan, alat musik, mobil, dan lain-lain.
- Call, Panggilan, untuk melakukan panggilan suara dengan pengguna lain.
- Video call, pengguna juga dapat melakukan penggilan video.
- Block, untuk memblokir nomor WA milik orang lain.
- Status, berfungsi untuk pemberitahuan kepada kontak lainnya bahwa pengguna tersebut bersedia atau tidak bersedia dalam melakukan obrolan (chatting). Sebagai pemberitahuan bahwa pengguna WA sedang aktif (online).
Hampir semua ponsel pintar keluaran terbaru di Indonesia sudah terpasang aplikasi WA. Sehingga, WA menjadi alat komunikasi mudah digunakan oleh pengguna jasa Bangjek dan Pesan Antar Bangkalan.
- Pola komunikasi
Proses komunikasi yang berlangsung selama pemesanan jasa di Bangjek dan Pesan Antar Bangkalan lebih mendekati pola use and gratification dalam teori komunikasi. Seperti yang digambarkan dalam buku Theories of Human Communication 10th ed. (Littlejohn dan Foss, 2011). Memang pada awalnya, uses and gratification theory yang semula hanya berlaku untuk komunikasi massa. Namun, perkembangan teknologi komunikasi juga berdampak pada batasan-batasan komunikasi massa. Semula batasan komunikasi massa hanyalah komunikasi satu arah dengan media radio, televisi, serta koran yang belum beralih ke digotal. Munculnya WA sebagai lanjutan dari penemuan internet memaksa adanya batasan baru dalam komunikasi massa (L. Suparmo, 2017).
Pola komunikasi ini berasumsi bahwa konsumen/pengguna jasa aktif dan menjadi tujuan utama. Karena pengguna jasa Bangjek dan Pesan Antar Bangkalan lebih nyaman dengan menggunakan media WA dibandingkan dengan menggunakan aplikasi yang harus mengunduh dari Google Play Store.
- Kendala pemakaian WA untuk usaha jasa
Muncul masalah ketika pengguna jasa ini jumlahnya semakin banyak. Operator jasa Bangjek dan Pesan Antar Bangkalan menjadi kewalahan. Karena proses pemesanan hanya dilayani menggunakan satu operator melalui telepon genggam (smartphone) secara manual, belum menggunakan aplikasi khusus sejenis Go-Jek maupun Grab. Pengguna jasa atau konsumen melakukan pemesanan menggunakan aplikasi WhatsApp (WA), pesan singkat (SMS) dan panggilan suara. Operator harus menjawab satu per satu secara manual.
Operator harus selalu aktif dalam keadaan online dalam waktu yang lama untuk menjadi perantara antara pengguna jasa/konsumen dengan kurir/driver. Operator harus meneruskan pesanan (order) dari pengguna/konsumen ke kurir /driver.
WA merupakan aplikasi pepesanan yang sifatnya ringkas yang tidak ditujukan untuk sarana perdagangan elektronik (e-commerce). Sehingga, penggunaan WA sebagai sarana untuk usaha jasa masih memiliki beberapa kendala, antara lain:
- Operator menjadi sangat sibuk karena harus membalas dan meneruskan pemesanan/order dari pengguna/konsumen ke kurir/driver.
- Proses pembayaran jasa masih dilakukan secara tatap muka langsung pada saat kurir selesai melakukan tugas mengantarkan pesanan, barang atau penumpang ke lokasi yang diminta oleh pengguna jasa. Hal ini tentu rawan terjadi kecurangan, ketika kurir tidak menyetor uang hasil pembayaran jasa dari pengguna ke operator. Pemilik usaha tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah terjadinya kecurangan saat pembayaran jasa.
- Tantangan
Penggunaan WA sebagai sarana pengembangan usaha jasa Bangjek dan Pesan Antar Bangkalan belum optimal karena terbatasnya fitur atau fasilitas yang disediakan oleh WA. Hal itu sesuai dengan tujuan awal WA yang dibuat sebagai saranan pepesanan ringkas bukan untuk sarana perdagangan elektronik (e-commerce).
Meskipun terdapat kendala dalam penggunaan WA sebagai sarana usaha di bidang jasa pesan-antar, tetapi juga terdapat beberapa keuntungan dari penggunaan WA:
- Aplikasi WA sudah ada (built in) pada ponsel pintar keluaran terbaru. Sehingga tidak membutuhkan ruang penyimpanan internal tambahan di ponsel pintar.
- Pengguna jasa terbiasa menggunakan WA dalam bertransaksi.
- Tidak membutuhkan biaya tambahan untuk pemeliharaan aplikasi WA. Berbeda dengan aplikasi yang memang ditujukan untuk e-commerce memerlukan biaya mulai dari desain awal hingga perawatan rutin.
Pada ruang lingkup paling kecil, perkembangan teknologi komunikasi yang begitu pesat justru menghadirkan peluang yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Usaha jasa pesan-antar menggunakan sarana WA menjadi bagian penyikapan positif atas pesatnya perkembangan teknologi komunikasi. Meskipun di sisi lain, pemilik usaha jasa dan pengguna jasa pesan-antar masih dan pengguna WA termasuk bagian dari komoditas dari pemilik aplikasi WA.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Brata, Vincent Bayu Tapa. Tip Membuat Handphone Pinter Menjadi Lebih Pintar. Jakarta: Media kita, 2010.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana, Jakarta, 2009.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2017.
Pambudi B., Meraup Untung Dari Aplikasi Android; Teknologi Tepat Guna pada Bangjek dan Pesan Antar, STKIP PGRI Bangkalan, Bangkalan, 2018.
Littlejohn S., Karen A. Foss. Theories of Human Communication 10th ed. Waveland Press Inc., Longrove, Illinoas, 2011.
Artikel
Afnibar dan Dyla Fajhriani. N., Pemanfaatan Whatsapp Sebagai Media Komunikasi Antara Dosen Dan Mahasiswa Dalam Menunjang Kegiatan Belajar (Studi terhadap Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang). AL MUNIR, Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Volume 11 Nomor 1, Januari-Juni 2020, hal. 70-83.
David Gelles dan Vindu Goel, Facebook Enters $16 Billion Deal for WhatsApp. https://dealbook.nytimes.com/2014/02/19/facebook-to-buy-messaging-start-up/ diakses pada tanggal 24 Februari 2021.
Pambudi B. (2015). Semiotika Karapan Sapi dan Transformasi Simbolik Masyarakat Madura. Jurnal Komunikasi Islam, 5(1) UINSA, Surabaya, 114-127.
Rebecca, Jenis-Jenis E-Commerce & Contohnya, ProgressTech, Jakarta. https://www.progresstech.co.id/blog/jenis-e-commerce/ diakses pada tanggal 24 Februari 2021.
Suparmo, L. (2017). Uses and Gratifications Theory dalam Media Sosial WA (WhatsApp). Communicology: Jurnal Ilmu Komunikasi, 5(2), 27-37.
Syaifullah, J. dan S. (2019). Pemanfaatan Media Sosial Whatsapp sebagai Strategi Dakwah Pada Pengajian Dewan Masjid Indonesia Desa Gedongan Kecamatan Kabupaten Karanganyar. Indonusia Conference on Technology and Social Sience 2019, (November), hal. 158–167.